Tujuh
ekor cacing baru saja selesai sarapan paginya di sebuah pohon yang besar dekat
sungai. Mereka sedang akan meninggalkan pohon itu kembali ke rumah mereka. Ibu
mereka berjalan dengan senang di depan mereka.
“Ayo
anak-anak. Mari kita pulang ke rumah,” kata Ibu Cacing.
Dalam
perjalanan pulang mereka, seekor jangkrik berteriak,”Ya Tuhan! Anak terakhirmu
jelek sekali!”
“Jelek?”
Tanya Ibu Cacing. Kemudian dia melihat ke anak terakhirnya. Dia tidak sama
dengan anak-anak lainnya.
“Hei
Jelek!” teriak Ibu Cacing, “kamu bukan anakku. Pergi!”
Cacing
kecil menundukkan kepalanya dan berjalan pergi. Dia sangat sedih. Ketika dia
sampai ke sebuah danau, dia melihat ke air dan melihat wajahnya.
“Oh
lihatlah diriku. Aku memang benar sangat jelek,” dia menangis.
Tiba-tiba,
cacing kecil itu mendengar suara.
“Kamu
tidak jelek. Tidak ada orang yang jelek,” kata suara itu.
Cacing
itu melihat sekitarnya. Kemudian dia melihat seekor ulat besar bersama
anak-anaknya yang tampak sama seperti dia.
“Terima
kasih Tuhan, aku menemukanmu anakku. Aku telah mencarimu kemana-mana. Dengarkan
aku, anakku. Orang boleh mengatakan kamu jelek,” Kata Ibu Ulat, “tapi untukku,
kamu adalah anak yang paling cantik.”
“Bisakah
kamu melihat kupu-kupu yang cantik itu?” Tanya Ibu Ulat.
“Iya saya
bisa,” jawab cacing kecil itu.
“Suatu
hari sayangku, kamu akan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik, sama seperti
mereka,” jelas Ibu Ulat.
Cacing
kecil itu akhirnya tahu bahwa dia adalah ulat dan merasa sangat bahagia telah
mengetahuinya.
-FIN-
Author: Unknown
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
If you are satisfied with the stories, please help by clicking on the Ad in this page. Thank you ^-^
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
0 comments:
Post a Comment